random
안녕하세요 (Annyeong Haseyo)
Hidupku Berubah di Usia 22 Tahun
안녕하세요 (Annyeong Haseyo)
 |
| https://flic.kr/p/9mSZbv |
22 Tahun sudah bukanlah usia yang muda menurut saya. Bagi saya, di usia ini, saya harus bisa menemukan jati diri saya. Jati diri yang sebenarnya. Time to changes. girls.
Selama 22 tahun, saya menghabiskan waktu di kampung halaman tercinta. Penasaran darimana saya berasal? baca terus ya... Saya sudah terbiasa dengan cuaca dan iklim yang panas. Saya sudah terbiasa menikmati sarapan hangat dari mama. Saya sudah terbiasa berebut pakaian dengan adik-adik saya. Saya pun sudah terbiasa berkumpul dan gila-gilaan dengan teman-teman lulusan SMK dan lulusan kuliah.
Namun kebiasaan-kebiasaan itu sekarang seakan-akan terhenti untuk sementara. Karena saya sudah berpindah habitat. Hehehe... I'm already grown as an adult now. But my childhood stories never die.
Saat menginjak usia 22 tahun, tepatnya dibulan peringatan Hari Sumpah Pemuda, saya putuskan untuk pindah ke Jakarta. Oke...keputusan sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat. Bermodalkan tekad dan nekat, saya pun meluncur ke Jakarta. Bangun pagi tanpa sarapan dari mama dan kedamaian saat memilih pakaian sendiri mengingatkan saya setiap pagi bahwa sekarang saya sudah tinggal jauh dari keluarga. Sedih sih... But, you'll never know till you ever try.
Gak pernah kebayang sih, kebiasaan makan nasi campur (non-halal) akan perlahan-lahan berkurang, karena terus terang susah banget nemuin rasa yang pas buat lidah saya di Jakarta. Cuaca dan iklim di Jakarta cukup bersahabat di banding kota kelahiran saya. Maklum saja, kota kelahiran saya itu melewati garis lintang 0 derajat.
Sering muncul pertanyaan dari teman-teman. Mengapa harus pindah ke Jakarta? Ya, saya jawabnya pengen aja. Pengen tambah pengalaman. Pengalaman kan tidak bisa kita beli. You must create it! Hanya ingin membuktikan dan penasaran aja sih apa benar Ibu kota itu lebih kejam dari ibu tiri? Hehehe...
Sejauh ini sih saya nyaman-nyaman aja dengan Ibu kota. Mungkin karena perut saya juga terpelihara kali ya.. Karena kalau udah lapar, saya resek. Resek banget. Tapi ya itu, makanan seperti bakmi, chai kue, nasi campur susah banget ditemuin di Jakarta. Kalaupun ada itu rasanya kurang pas sama kidah saya.
Hal yang membuat saya berpindah ke ibu kota juga karena saya merasa sudah terlalu nyaman di kota kelahiran saya. Yeah.. you know lah . Everyone must walk out from their comfortzone to challenge themselves, to find the true meaning of life. the same case with me. Bagaimana keluar dari lintasan garis merah? Apakah tantangan yang dihadapi akan sama? Tentu tidak! Ibarat level dalam permainan, semakin tinggi levelnya maka semakin berbeda dan sulit tantanganya. Kalian tidak mau stuck di level yang sama, bukan? Para gamers pasti setuju. Begitu juga dengan kehidupan kita.
Sejauh ini yang saya rasakan adalah seberapa kita berusaha, setinggi apapun yang kita capai, sebagus apapun hasilnya, akan selalu ada hambatan & tantangan untuk menjadi yang lebih dan lebih baik lagi. Bahkan yang terbaik saja itu dipilih dari para kandidat yang terbaik juga. Lebih baik saja tidak cukup girls.
Kesempatan juga tidak datang 2 kali. Kesempatan itu diciptakan oleh siapa? oleh kita. Untuk siapa? untuk kita. Ketakutan itu hanya bersifat sementara. Sampai kamu mempertemukannya dengan keberanian. Jika kita mencintai diri kita sendiri, maka niscaya keberanian akan mutlak menang diatas ketakutan.
Koq seolah-olah saya bicara sok bijak ya. Nope..that's totally true. 100% true. Saat kamu berani menginjakkan kaki diluar comfortzone kamu, maka 0,01% perubahan pun akan terasa sangat berarti dalam hidup kamu.
Hmm.. sebagai postingan pertama di blog rasanya sedikit berat ya.. But, it's okay. Everyone has their style anyway. Untungnya waktu saya ke Jakarta, saya gag sempat nyicipin air sungai Kapuas,(bagi yang tahu lagunya, uda pasti tahu maksudnya) takut kangen kampung halaman. Anyway, sudah ada clues kan tentang darimana saya berasal? See you on the next story, girls ^^. Keep on doing what you're love.
Thanks a lot readers,
감사합니다
0 komentar: